Langsung ke konten utama

Ruang Gerak yang Terbatas

Covid benar-benar telah membatasi ruang gerak kita. Situasi saat ini sungguh benar-benar berbeda dengan kondisi sebelum terjadinya pandemic covid. Tak mudah lagi rasanya easy going seperti dahulu kala. Jika dahulu mau apa-apa terbatas dengan kondisi keuangan, sekarang bukan perihal itu saja. Tapi kesehatan yang menjadi taruhannya.

Bukan soal parnoan, bukan soal konspirasi, tapi ini nyata terjadi. Semakin banyaknya korban yang bertambah setiap harinya, semakin banyaknya warna merah yang mewarnai peta kota kita, semakin membuat diri ini was-was dan mengencangkan ikat pinggang untuk tidak pergi kemana-mana.

Berbulan-bulan berada di rumah, sudah memasuki bulan ke-sekian, membuatku ingin berteriak dan merefresh diri agar pikiran lebih tenang.

Bulan lalu, mengagendakan refreshing ke the jungle waterpark bersama keluarga. Sudah booking group dan membayar DP, namun karena sesuatu hal akhirnya di undur ke bulan ini. Dan beberapa hari lalu, mendapat info bahwa kabupaten Bogor mayoritas sudah menjadi zona merah semua. Lalu mendapat kabar dari suami kalau kenalannya ada yang reaktif covid setelah menginap di hotel, berenang, dan ke tempat café.

Sesungguhnya ini membuat diri bergejolak, haruskah dibatalkan (lagi).

Sambil kumenenangkan diri, mencari solusi terbaik. “Protokol kesehatan”, yes.. Itu yang menjadi acuan. Kami akan pergi dengan orang-orang yang setiap hari berinteraksi. Menggunakan transportasi yang juga insyaAllah aman. Menggunakan masker. Disanapun lokasinya luas, banyak spot-spot yang bisa digunakan tanpa harus berdekatan dengan orang dari rombongan lain. Selain itu, jaga jarak ketika mengexplore waterparknya. Membriefing anggota yang akan ikut dengan sebaik-baiknya, terutama anak-anak.

Makanan bawa bekal saja dari rumah, karpet/tikar bawa sendiri dari rumah.

Benar-benar meminimalisir berinteraksi dengan orang lain dan barang-barang luar. Insya Allah, refreshing ke The Jungle Waterparknya jadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Memfokuskan Pikiran

Menghadapi banyak permasalahan , banyak yang dipikirkan, atau berpikir terlalu keras, termasuk menu sehari-hari kehidupan masa kini. Hal ini mengakibatkan kita menjadi sulit fokus, sulit konsentrasi dan sulit mengingat. Berikut adalah beberapa solusi dari Margo Valentine Lazarra dalam buku The Healing Aromatheraphy Bath untuk dapat berpikir lebih jernih. Agar pikiran lebih tenang dan lebih sadar dengan keadaan saat ini, coba belajar merilekskan pikiran seperti merilekskan tubuh. Cara-cara tersebut diantaranya yaitu: 1.     Jadi saksi mata untuk pikiran kamu Tak ada orang yang bisa berhenti berpikir sama sekali. Mustahil, jika kamu mulai mencoba tidak berpikir, kamu justru akhirnya berpikir tentang bagaimana cara berhenti berpikir. Yang dapat kamu lakukan adalah menarik diri dari pikiran-pikiran kamu dan menjadi penonton yang lebih objektif. 2.     Bayangkan pikiran kamu sebagai kanvas kosong atau langit gelap Biarkan pikiran datang dan pergi, tapi tolak dengan dorongan u

Sejarah BK di Indonesia

Artikel tentang  “Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia” Analisis + Komentar NIRA PRIHATIN NUFUS 1715115429 MPA BK 2011 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta Program Studi Bimbingan dan Konseling SEJARAH BIMBINGAN DAN KONELING INDONESIA                Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia diawali dari dimasukkannya Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan Penyuluhan) pada  setting  sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil Konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di Malang tanggal 20 – 24 Agustus 1960. Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1971 beridiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya, IKIP Mala

Contoh SATLAN BK

a. Topik bahasan : Cara memilih jurusan di perkuliahan b. Jenis layanan : Layanan informasi c. Fungsi Layanan : Pemahaman d. Bidang bimbingan : Bimbingan karir e. Tujuan yang ingin dicapai :  Agar peserta didik tidak salah memilih jurusan di perkuliahan f. Tujuan layanan :  1. Agar peserta didik mengetahui dampak salah memilih jurusan 2. Agar peserta didik mengetahui dan memahami bagaimana cara memilih jurusan kuliah yang tepat 3. Agar peserta didik dapat berpikir kritis dan cermat dalam menentukan pilihan di perkuliahan g. Sasaran layanan : Siswa SMA kelas XII h. Uraian kegiatan : • Strategi penyajian : Klasikal/kelompok • Metode : Ceramah, diskusi kelompok, presentasi & tanya jawab • Materi :  1.  Dampak salah memilih jurusan kuliah    2.  Bagaimana cara memilih jurusan kuliah yang tepat i. Tempat pelaksanaan : Ruang kelas j. Alokasi waktu : 45 menit k. Pela