Langsung ke konten utama

Contoh SATLAN BK

a. Topik bahasan : Cara memilih jurusan di perkuliahan
b. Jenis layanan : Layanan informasi
c. Fungsi Layanan : Pemahaman
d. Bidang bimbingan : Bimbingan karir
e. Tujuan yang ingin dicapai
Agar peserta didik tidak salah memilih jurusan di perkuliahan
f. Tujuan layanan
1. Agar peserta didik mengetahui dampak salah memilih jurusan
2. Agar peserta didik mengetahui dan memahami bagaimana cara memilih jurusan kuliah yang tepat
3. Agar peserta didik dapat berpikir kritis dan cermat dalam menentukan pilihan di perkuliahan
g. Sasaran layanan : Siswa SMA kelas XII
h. Uraian kegiatan :
Strategi penyajian : Klasikal/kelompok
Metode : Ceramah, diskusi kelompok, presentasi & tanya jawab
Materi :  1.  Dampak salah memilih jurusan kuliah
   2.  Bagaimana cara memilih jurusan kuliah yang tepat
i. Tempat pelaksanaan : Ruang kelas
j. Alokasi waktu : 45 menit
k. Pelaksana layanan : Guru BK (Nira Prihatin Nufus, S. Pd. Kons)
l. Alat dan bahan layanan : LCD, whitescreen, dan materi dalam power point 
m. Materi : Terlampir 
n. Sumber materi :
http://belajarpsikologi.com/tips-memilih-jurusan-kuliah/


o. Langkah-langkah kegiatan:

Pendahuluan (8 menit)
1. Guru dan siswa masuk kelas dan memulai pembelajaran tepat waktu sesuai jadwal dengan disiplin dan penuh tanggung jawab.
2. Guru memperhatikan keadaan kelas: kerapihan tempat duduk, kebersihan kelas, dan papan tulis 
3. Guru memberi salam, mengecek keadaan siswa, dan menyiapkan kelas untuk siap belajar secara teliti.
4. Guru meminta ketua kelas atau salah seorang peserta didik untuk memimpin do’a bersama untuk mengawali pembelajaran dan menanamkan nilai religius.
5. Absensi kepada siswa
6. Menyiapkan alat dan bahan layanan
7. Mengadakan apersepsi dan motivasi kepada anak didik
8. Menjelaskan materi layanan yang akan diberikan beserta tujuan yang ingin dicapai 

Kegiatan Inti (30 menit)
1. Siswa dibentuk kelompok (perkelompok 4-5 orang)
- Secara berkelompok, siswa mendiskusikan apa saja dampak salah memilih jurusan kuliah
- Siswa mempresentasikan hasil diskusi bersama kelompoknya kepada kelas
- Siswa yang lain menyimak dan mengomentarinya (berdiskusi), dengan penuh persahabatan atau komunikatif dan percaya diri
- Guru mereview hasil diskusi, dan menambahkan dengan power point yang telah dibuatnya
2. Guru menjelaskan tentang bagaimana cara memilih jurusan kuliah yang tepat  dengan menggunakan power point
3. Siswa yang belum mengerti/paham bertanya pada guru, dan guru menjawabnya.

Penutup (7 menit)
1. Di bawah bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi layanan pada saat itu
2. Post Test: tes ringan (kuis) tentang materi layanan yang telah diberikan.
3. Guru memperhatikan keadaan kelas: kerapihan tempat duduk, kebersihan kelas, dan papan tulis 
4. Guru meminta ketua kelas atau salah seorang dari peserta didik untuk memimpin doa bersama untuk mengakhiri pembelajaran dengan penuh kesungguhan dan keyakinan.
5. Guru mengucapkan salam untuk meninggalkan ruangan kelas.


Lampiran:

Tips Memilih Jurusan Kuliah
Posted by' Haryanto, S.Pd on Apri l 2, 2012

Ujian Nasional sebentar lagi dilaksanakan dan selanjutnya adalah menentukan langkah selanjutnya. Bagi kalian yang ingin meneruskan pendidikan masuk ke perguruan tinggi tentunya harus sudah menyiapkan jurusan apa yang akan diambil nanti. Beberapa anak  suka mengalami kendala dalam memutuskan utuk memilih perguruan tinggi mana dan memilih jurusan kuliah apa karena sebagian anak belum mengetahui bakat dan minatnya sendiri.
Tak sedikit anak yang memilih jurusan kuliah atas dasar ikut-ikutan temannya yang sudah kuliah, karena dorongan dan paksaan orang tua dan juga karena mengikuti pacar. Yang perlu kalian tau jika memilih jurusan kuliah tidak sesuai dengan kepribadian, bakat, minat serta potensi diri kita sendiri akan menimbulkan beberapa masalah dalam proses study. Salah memilih jurusan kuliah punya dampak yang signifikan terhadap kehidupan di masa mendatang, kira-kira apa dampak salah memilih jurusan kuliah? Ada yang tau?

Berikut Dampak Salah Memilih Jurusan Kuliah
1.      Problem Psikologis
Mempelajari sesuatu yang tidak sesuai minat, bakat dan kemampuan, merupakan pekerjaan yang sangat tidak menyenangkan, apalagi kalau itu bukan kemauan / pilihan anak, tapi desakan orang tua. Belajar karena terpaksa itu akan sulit dicerna otak karena sudah ada blocking emosi. Kesal, marah, sebal, sedih, itu semua sudah memblokir efektivitas kerja otak dan menghambat motivasi. Memilih jurusan kuliah sesuai dengan saran teman atau trend, padahal tidak sesuai dengan minat diri juga punya dampak psikologis, yakni menurunnya daya tahan terhadap tekanan, konsentrasi dan menurunnya daya juang. Apalagi kalau pelajaran kian sulit, masalah semakin bertambah, bisa menyebabkan kuliah terancam terhenti di tengah jalan.

2.      Problem akademis
Problem akademis yang bisa terjadi jika salah mengambil jurusan kuliah yaitu, seperti prestasi yang tidak optimum, banyak mengulang mata kuliah yang berdampak bertambahnya waktu dan biaya, kesulitan memahami materi, kesulitan memecahkan persoalan, ketidakmampuan untuk mandiri dalam belajar, dan buntutnya adalah rendahnya nilai indeks prestasi. Selain itu, salah memilih jurusan kuliah bisa mempengaruhi motivasi belajar dan tingkat kehadiran. Kalau makin sering tidak masuk kuliah, makin sulit memahami materi, makin tidak suka dengan perkuliahannya akhirnya makin sering bolos. Padahal, tingkat kehadiran mempengaruhi nilai.

3.      Problem relasional
Salah memilih jurusan kuliah membuat anak tidak nyaman dan tidak percaya diri. Ia merasa tidak mampu menguasai materi perkuliahan sehingga ketika hasilnya tidak memuaskan, ia pun merasa minder karena merasa dirinya bodoh, dsb hingga dia menjaga jarak dengan teman lain, makin pendiam, menarik diri dari pergaulan, lebih senang mengurung diri di kamar, takut bergaul karena takut kekurangannya diketahui, dsb. Atau, anak bisa jadi agresif karena kompensasi dari inferioritas di pelajaran. Karena dia merasa kurang di pelajaran, maka dia berusaha tampil hebat di lingkungan sosial dengan cara missal, mendominasi, mengintimidasi anak yang dianggap lebih pandai, dsb.

Nah, setelah kita tau betapa besar dampak salah memilih jurusan kuliah, maka tugas kita selanjutnya adalah bagaimana cara memilih jurusan yang benar.

Bagaimana memilih jurusan kuliah yang tepat?

Memilih jurusan kuliah pada dasarnya merupakan sebuah proses yang sudah dimulai sejak masa anak-anak. Kesempatan, stimulasi, pengalaman apa saja yang diberikan pada anak sejak kecil secara optimum dan konsisten, itu akan menjadi bekal, modal dan fondasi minat dan bakatnya. Makin banyak dan luas exposure-nya, makin anak tahu banyak tentang dirinya, tapi makin sedikit exposure nya, makin sedikit juga pengetahuan anak tentang dirinya. Menurut Gunadi et al (2007), ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemilihan jurusan agar jurusan yang dipilih tepat, berikut tips memilih jurusan yang tepat menurut Gunadi (2007):
a. Mencari informasi secara detil mengenai jurusan yang diminati. 
Sebelum memilih jurusan, hendaknya anak punya informasi yang luas dan detil, mulai dari ilmunya, mata kuliahnya, praktek lapangan, dosen, universitasnya, komunitas sosialnya, kegiatan kampusnya, biaya, alternative profesi kerja, kualitas alumninya, dsb.
b. Menyadari bahwa jurusan yang dipilih hanya merupakan salah satu anak tangga awal dari proses pencapaian karir. 
Anak perlu tahu realitanya, bahwa jurusan yang dipilih tidak menjamin kesuksesan masa depannya. Jangan dikira bahwa dengan kuliah di jurusan tersebut maka hidupnya kelak past sukses seperti yang di iklankan.
c. Jurusan yang dipilih sebaiknya sesuai dengan kemampuan dan minat siswa yang bersangkutan. 
Jika seorang siswa memilih jurusan sesuai dengan kemampuan dan minatnya, maka dirinya akan mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama kuliah, namun jika dirinya tidak memiliki kemampuan dan minat dalam jurusan yang dipilih, bisa mempengaruhi  motivasi belajar seperti yang telah dijelaskan di atas.
d. Berpikiran jauh ke depan melihat konsekuensi dari setiap pilihan. 
Apakah mampu menjaga komitmen dan konsekuensi kerja sebagai akibat dari pilihan itu? Di setiap pilihan pasti ada konsekuensi profesi, jangan sampai ingin punya status tapi tidak ingin menjalani konsekuensinya. Jangan sampai ingin jadi dokter tapi tidak siap mendapatkan panggilan mendadak tengah malam dari pasiennya; ingin jadi tentara tapi takut berperang; ingin jadi guru tetapi tidak sabar / tidak senang disuruh menghadapi anak murid. Jadi, kalau sudah punya cita-cita, siapkan mental, fisik dan komitmen untuk mau belajar menghadapi tantangannya.
e. Jurusan yang dipilih sebaiknya sesuai dengan cita-cita anak. 
Setiap anak pasti memiliki cita-cita. Jika anak bercita-cita menjadi psikolog maka sebaiknya memilih jurusan psikologi bukan jurusan sosiologi atau yang lainnya. Jika ingin menjadi dokter, ya harus mengambil kuliah kedokteran. Pelajari bidang studi yang mempunyai beberapa proses. Misalnya, anak kelak ingin menjadi dokter bedah, maka terlebih dahulu harus menjalani kuliah di kedokteran umum.
f. Menyiapkan beberapa alternatif. 
Alangkah baiknya jika anak memiliki lebih dari satu alternative untuk menjaga jika dirinya tidak masuk di alternative pertama, maka masih ada kesempatan di alternative berikutnya. Pemilihan alternative studi harus pun diupayakan yang masih sesuai dengan minat dan kemampuan anak, bukan karena pilihan yang paling besar kemungkinan diterima padahal tidak sesuai minat.

Kuliah membutuhkan banyak biaya dan waktu yang tidak sebentar. Maka, selagi masih belum terlanjur, memilih jurusan kuliah harus memang benar-benar tepat untuk anda, jangan sampai nantinya putus ditengah jalan.

Sumber:
Susilowati, Pudji. 2006. Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi. Jakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Memfokuskan Pikiran

Menghadapi banyak permasalahan , banyak yang dipikirkan, atau berpikir terlalu keras, termasuk menu sehari-hari kehidupan masa kini. Hal ini mengakibatkan kita menjadi sulit fokus, sulit konsentrasi dan sulit mengingat. Berikut adalah beberapa solusi dari Margo Valentine Lazarra dalam buku The Healing Aromatheraphy Bath untuk dapat berpikir lebih jernih. Agar pikiran lebih tenang dan lebih sadar dengan keadaan saat ini, coba belajar merilekskan pikiran seperti merilekskan tubuh. Cara-cara tersebut diantaranya yaitu: 1.     Jadi saksi mata untuk pikiran kamu Tak ada orang yang bisa berhenti berpikir sama sekali. Mustahil, jika kamu mulai mencoba tidak berpikir, kamu justru akhirnya berpikir tentang bagaimana cara berhenti berpikir. Yang dapat kamu lakukan adalah menarik diri dari pikiran-pikiran kamu dan menjadi penonton yang lebih objektif. 2.     Bayangkan pikiran kamu sebagai kanvas kosong atau langit gelap Biarkan pikiran datang dan pergi, tapi tolak dengan dorongan u

Sejarah BK di Indonesia

Artikel tentang  “Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia” Analisis + Komentar NIRA PRIHATIN NUFUS 1715115429 MPA BK 2011 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta Program Studi Bimbingan dan Konseling SEJARAH BIMBINGAN DAN KONELING INDONESIA                Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia diawali dari dimasukkannya Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan Penyuluhan) pada  setting  sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil Konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di Malang tanggal 20 – 24 Agustus 1960. Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1971 beridiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya, IKIP Mala