Langsung ke konten utama

3 Tips Memilih Babysitter


 Memiliki seorang babysitter (pengasuh bayi) akan sangat membantu kita sebagai seorang ibu agar tidak kewalahan. Tidak hanya bagi seorang 'working mom', tapi juga bagi ibu rumah tangga. Jika urusan domestik dan anak hanya dilakukan oleh seorang ibu, hal itu akan sangat melelahkan dan membuat ibu mudah stres. Terutama bagi ibu yang baru melahirkan.
Memilih seorang babysitter tidak hanya asal pilih. Karena pengasuhan babysitter harus sevisi dan selaras dengan visi orangtua anak agar tujuan-tujuan yang diharapkan orangtua tercapai.

Sebelum memilih babysitter, tips-tips apa saja yang perlu diperhatikan oleh ayah ibu?
1. Babysitter harus menyukai bayi dan anak-anak
Biasanya feeling bayi itu kuat dan sensitif. Ia akan merespon jika ia suka ataupun tidak suka. Pertemuan pertama adalah penting, sebab kesan pertama berpengaruh sekali untuk ke depannya. Jika respon awal bayi kurang baik, akan butuh waktu bayi dan babysitter untuk beradaptasi.

2. Babysitter harus orang yang sabar
Jika bayi menangis, babysitter harus mampu menenangkannya. Jika bayi belum mau tidur, tidak bisa dipaksa untuk tidur. Babysitter perlu menyesuaikan dengan ritme bayi. Jika babysitter kurang sabar, hal tersebut dapat berpengaruh negatif pada bayi.

3. Babysitter harus jujur dan komunikatif
Pekerjaan apapun kejujuran amatlah penting. Terutama pada bayi, jika terjadi sesuatu pada bayi 'baik maupun buruk' harus disampaikan pada orangtua bayi. Terutama bagian buruknya. Misalnya anak terjatuh, nangis melulu, anak terluka, anak tidak mau makan, dsb. Itu perlu dikomunikasikan pada orangtua, agar orangtua mengetahui kondisi anaknya serta mencari jalan keluar bersama.

Demikian tiga tips memilih babysitter, semoga bermanfaat.

Komentar

  1. Mencari babysitter yang sesuai kriteria di atas gampang2 susah apalagi yang orangnya benar2 jujur gitu yaa bun.

    BalasHapus
  2. Sekarang susah banget cari baby sitter dengan kriteria lengkap seperti itu, huhuhu

    BalasHapus
  3. Kalau tes kesehatan, menurut Mommy perlu tidak ya diminta untuk dilakukan? Kadang baca ada yang mengharuskan tes TB dulu misalnya....

    BalasHapus
  4. Untuk point ketiga rada susah utk klaim dia jujur saat pertemuan pertama..btw utk prihal umur mnurutmu lbh prepare paruh baya atau muda ..atau sama aja say?

    BalasHapus
  5. waktu anak2 masih kecil, biasanya aq ambil babysister dr penyalur baby sister jadi tetap ada yg bertanggung jawab dan sudah terseleksi sm penyalur juga
    sudah ada kontraknya yg mengikat, sofar mereka sudah terlatih utk mengurus sikecil, itu sih pengalaman aq yaa

    BalasHapus
  6. Sampe sekarang kok masih belum yakin ya aku sama baby sitter ya parno aja sama berita yang ada di tivi dan dulu emang lebih milih titipin anak ke ibu waktu aku kerja Krn lebih tenang tapi sekarang udah jadi irt jadi semua anak anak Aku yg handle

    BalasHapus
  7. Thanks ya tips nya sangat bermanfaat 👍

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bayiku dengan Status ODP Covid-19

Akhir maret lalu, tanggal 28 Maret 2020 bayiku menyandang status ODP Covid-19 setelah dari IGD RS Medika Dramaga (RSMD) . Pagi selepas subuh mybaby Nuha (11month) dibawa ke IGD RSMD. Demam naik turun sudah hari ke4. Sebelum ambil tindakan pergi ke IGD, selama 3 hari Nuha dikasih sanmol drop di rumah kalau demamnya naik. Nuha tetap aktif walau badannya demam, ggak rewel, pengennya jalan-jalan terus, makan dan nyemil masih mau walau ggak banyak seperti biasanya. Keluhan yang menyertainya juga ggak ada, ggak ada batuk dan atau pilek, ruam ggak ada, nafas sesak pun Alhamdulillah ggak ada, hanya memang pupnya agak cair. Pikirku pup agak cair mungkin karena makannya bubur dan banyak minum ASI dan air putih, ibuk hawatir baby dehidrasi sebab demamnya itu. Frekuensi pupnya juga ggak lebih dari 2-3x dalam sehari. Seperti biasanya saja. Sesampainya di IGD RS, suasana berasa horor banget. Mau masuk IGDnya, di dalem keliatan ramai dan ada bapak-bapak yang nyamperin keluar nyuruh Nuha ni dipa...

PRODUK TERBARU OPPO ‘OPPO ENCO BUDS’

Hi guys! Aku suka banget dengerin musik. Musik bisa membuatku lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu, seperti penyelesaian tesis beberapa bulan lalu. Biasanya aku mendengarkan musik menggunakan headset / earphone . Terlebih kalau anakku sedang tidur, auto wajib pakai headset karena ia kurang suka kalau tidur dalam kondisi berisik/banyak suara. Selain itu   jika ada kegiatan webinar, akupun menggunakan headset . Terima telpon pun pakai headset , agar tangan tidak pegal memegang ponsel terlalu lama. Tetapi, aku sering diribetkan dengan kabel yang kusut melilit-lilit. Karena kadang setelah pakai lupa untuk merapihkannya kembali. Apalagi untuk seorang ibu sepertiku. Anak lihat aku pakai headset , auto diminta headsetnya, ditarik-tarik dan dimainkan. Akhirnya kabel jadi rentan putus dan rusak.  Kalau lagi di luar, pakai headset kadang terasa ribet juga. Mesti dicolokin dulu ke ponsel, dan kabel terasa mengganggu terhalang-halang. Akhirnya keliatan jadi heboh gitu dan merasa t...