Langsung ke konten utama

My View


Ingin menangis rasanya ketika mengetahui ini semua. Tapi ini merupakan sebuah pembelajaran yang berharga bagiku. Ternyata kebanyakan orang hanya mampu berkata di belakang. Menjelek-jelekan orang lain kepada yg lainnya. Sibuk sekali ya mereka, tak adakah hal lain yang lebih penting selain membicarakan orang lain di belakang?

Bisakah orang tersebut sadar dengan sendirinya? Hanya sedikit orang yang mampu sadar dengan sendirinya. Dengan membicarakan orang lain di belakang belum tentu permasalahan tersebut terselesaikan dan belum tentu orang tersebut bisa berubah dengan sendirinya seperti apa yg diinginkan oleh si orang yg membicarakannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRODUK TERBARU OPPO ‘OPPO ENCO BUDS’

Hi guys! Aku suka banget dengerin musik. Musik bisa membuatku lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu, seperti penyelesaian tesis beberapa bulan lalu. Biasanya aku mendengarkan musik menggunakan headset / earphone . Terlebih kalau anakku sedang tidur, auto wajib pakai headset karena ia kurang suka kalau tidur dalam kondisi berisik/banyak suara. Selain itu   jika ada kegiatan webinar, akupun menggunakan headset . Terima telpon pun pakai headset , agar tangan tidak pegal memegang ponsel terlalu lama. Tetapi, aku sering diribetkan dengan kabel yang kusut melilit-lilit. Karena kadang setelah pakai lupa untuk merapihkannya kembali. Apalagi untuk seorang ibu sepertiku. Anak lihat aku pakai headset , auto diminta headsetnya, ditarik-tarik dan dimainkan. Akhirnya kabel jadi rentan putus dan rusak.  Kalau lagi di luar, pakai headset kadang terasa ribet juga. Mesti dicolokin dulu ke ponsel, dan kabel terasa mengganggu terhalang-halang. Akhirnya keliatan jadi heboh gitu dan merasa t...

Manajemen Kepemimpinan

    Saya menyukai dan mengidolakan salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia, yakni Ki Hajar Dewantara. Ki hajar Dewantara adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh yang memiliki dedikasi tinggi yang suka membawa spirit kerakyatan. Dia tidak mau menjaga jarak dengan rakyat kecil, meski dia sendiri adalah keturuan dari kaum bangsawan. Ia juga merupakan tokoh dan pelopor pendidikan yang mendirikan sekolah Taman Siswa pada tahun 1922.     Ki Hajar Dewantara memiliki 3 prinsip dasar kepemimpinan, yaitu Ing ngarsa sung tulada; Ing madya mangun karsa; dan Tut wuri handayani. Ing ngarsa sung tulada. Artinya, di depan memberi teladan. Filosofi ini memiliki arti bahwa seseorang yang berada di garis depan atau seorang pemimpin, harus bisa memberi contoh kepada para anggotanya. Seorang pemimpin akan dilihat oleh anggotanya sebagai panutan.   ...