Saya menyukai dan mengidolakan salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia, yakni Ki Hajar Dewantara. Ki hajar Dewantara adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh yang memiliki dedikasi tinggi yang suka membawa spirit kerakyatan. Dia tidak mau menjaga jarak dengan rakyat kecil, meski dia sendiri adalah keturuan dari kaum bangsawan. Ia juga merupakan tokoh dan pelopor pendidikan yang mendirikan sekolah Taman Siswa pada tahun 1922.
Ki Hajar Dewantara memiliki 3 prinsip dasar kepemimpinan, yaitu Ing ngarsa sung tulada; Ing madya mangun karsa; dan Tut wuri handayani. Ing ngarsa sung tulada. Artinya, di depan memberi teladan. Filosofi ini memiliki arti bahwa seseorang yang berada di garis depan atau seorang pemimpin, harus bisa memberi contoh kepada para anggotanya. Seorang pemimpin akan dilihat oleh anggotanya sebagai panutan.
Ing madya mangun karsa. Artinya di tengah membangun kehendak atau niat, pemimpin harus berjuang bersama anggotanya. Filosofi ini berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu menempatkan diri di tengah-tengah anggotanya sebagai pemberi semangat, motivasi, dan stimulus agar anggota dapat mencapai kinerja yang lebih baik.
Tut wuri handayani. Artinya, dari belakang memberikan dorongan. Ada saatnya pemimpin membiarkan anggota-anggotanya melakukan sendiri. Filosofi ini memiliki makna bahwa seorang pemimpin tidak hanya harus memberikan dorongan, namun juga memberikan arahan untuk kemajuan organisasi. Arahan di sini berarti pemimpin harus mampu mengerahkan usaha-usaha anggotanya agar sejalan dengan visi, misi, dan strategi organisasi yang telah ditetapkan. Nilai-nilai organisasi harus tertanam kuat dalam diri masing-masing anggota.
Ketiga prinsip tersebut semuanya penting, Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, dan Tut wuri handayani. Ketiganya perlu diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan keperluannya. Karena banyak pemimpin yang hanya menerapkan salah satu prinsip saja. Saya mengidolakan Ki Hajar Dewantara karena menurut saya ia merupakan sosok yang memang patut dicontoh, ia cocok sekali dengan ketiga filosofinya. Setelah melihat filosofi-filosofi dari Ki Hajar Dewantara, saya ingin sekali dapat mencontohnya. Saya ingin menerapkan tiga prinsip kepemimpinan darinya. Jadi tidak hanya terpaku dengan salah satu prinsip kepemimpinan, tetapi menyesuaikan dimana harus menerapkan filosofi tersebut.
(15 Juni 2012, Esay PKMF)
Komentar
Posting Komentar