Langsung ke konten utama

WHO AM I.....??



         Banyak diantara kita yang tidak mengetahui dan mengenal siapa dirinya. Orang tersebut hanya menjalankan apa yang ada, mempertahankan hidup tanpa memiliki arti yang bermakna. Makan, minum, dan yang penting happy. Bagaikan aliran air yang mengalir begitu saja. Mengikuti waktu yang terus berjalan dan berputar. Tanpa disadari ia terus menua dalam ketidakbermaknaan. Ia tidak menyadari bahwa waktu lebih tajam dari pedang. Pedang terus mengiris-ngiris waktu yang kita miliki tanpa kita sadari. Dan ketika kita menyadari ternyata kita telah menua, barulah penyesalan datang menghampiri. Namun penyesalan itu tidak akan berarti karena waktu takkan pernah terputar kembali.

Sayang sekali bukan jika kita hidup dalam ketidakbermaknaan? Orang yang tidak mengetahui dan mengenal siapa dirinya maka hidupnya akan terasa sia-sia. Sebuah kesia-siaan akan tercipta ketika kita menyesali apa yang telah kita perbuat dan lakukan. Oleh karena itu sangat penting sekali setiap manusia untuk mengetahui dan mengenal siapa dirinya.
Tiga pertanyaan besar dalam hidup,
Darimana kita berasal?
Untuk apa kita hidup?
Kemana kita akan kembali?

Pernahkah kalian mempertanyakan hal tersebut? Pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya akan memaknai kehidupan. Ketika kita telah mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan itu, hidup kita akan lebih bermakna dan lebih terarah.

Darimana kita berasal?
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al- baqarah : 21)

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk (lain). Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik. " (Al Mukminun: 12-14)

Tuhan sungguh ber-Maha-Maha segalanya. Masihkah kita mengingkarinya?

Untuk apa kita hidup?
Pertanyaan pertama telah terjawab, kita diciptakan oleh Tuhan dengan segala prosesnya. Sekarang pertanyaannya, untuk apa Tuhan menciptakan kita?

"Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku .." (QS Adzdzariyat: 56)

Kita diciptakan untuk beribadah atau menyembah Tuhan yang telah menciptakan kita hidup di dunia. Kita telah mengetahui dari mana kita berasal dan untuk apa kita hidup di dunia. Tuhan menciptakan kita di dunia tidak semata-mata asal menciptakan. Tuhan pasti memiliki maksud lain di balik penciptaan kita di bumi. Tubuh kita terdiri dari triliunan sel, dan tugas kita adalah memimpin triliunan sel tersebut. Kita yang membawa dan mengendalikan sel-sel itu. Sel-sel tersebut apakah akan kita bawa ke hal positif atau hal negatif, itu semua tergantung dari kita.
Sebagai manusia kita merupakan khalifah di muka bumi ini. Kita berkewajiban memakmurkan bumi ini bukan merusaknya.Selain fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi (fungsi horizontal), manusia juga mempunyai fungsi sebagai hamba yaitu menyembah penciptanya (fungsi vertikal), dalam hal ini adalah menyembah Tuhan karena sesungguhnya Tuhanlah yang menciptakan semua alam semesta ini.
Tuhan mewariskan soul kepada kita. Soul tersebut terdiri dari thinking, feeling, and willing. Thinking, kita memiliki akal dan dengan akal tersebut kita perlu berpikir. Feeling, selain kita berpikir kita juga perlu merasa. Willing, setiap manusia hidup pasti memiliki keinginan-keinginan. Keinginan-keinginan itulah yang perlu dikolaborasikan dengan pikiran dan perasaan kita. Selain itu, perlu ada spirit juga yang mendukung pikiran, perasaan, dan keinginan kita. Ketika ketiganya selaras dengan spirit yang kuat dan positif, maka keinginan itu akan terwujud dan ridho Tuhan sudah pasti berada di tangan.

Kemana kita akan kembali?

“Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya.” (QS. Al-Maidah : 48)

Kita dilahirkan ke dunia ini, kita hidup, dan kemudian kita mati. Mati (re: meninggal) kita dikubur, kita dari tanah dan kita akan kembali ke tanah. Tanah merupakan ciptaan Tuhan pula. Kita diciptakan oleh Tuhan dan kita-pun akan kembali pada Tuhan. Kehidupan di dunia berakhir maka tinggalah kita dimintai pertanggungjawaban. Siapkah kalian untuk mempertanggungjawabkan semua itu?
Berakhirnya kehidupan dunia bukan berarti tiada kehidupan lagi setelahnya. Karena setelah kita hidup di dunia, kita kembali pada-Nya, dan kita akan hidup di dunia akhirat.

“Sesungguhnya kehidupan Dunia ini hanyalah kesenangan sementara, dan sesungguhnya Akhirat itulah yang kekal”. (QS. Al Mu’min : 39)

Hidup di dunia hanyalah perjalanan menuju Tuhannya. Siapa yang mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya.

Dengan mengenal siapa diri kita, manusia akan memiliki banyak manfaat. Diantaranya yaitu apa yang kita lakukan lebih positif, hidup selalu bergairah, bersemangat, dan orientasinya adalah mencari keridhoan-Nya. Ketika kita sudah mengetahui siapa kita, hidup kita akan lebih terarah. Dan ketika semangat kita mulai mengendur, kita akan merasa bersemangat kembali.
Tujuan akhir diri kita adalah kembali pada-Nya. Kepada orang yang telah mengetahui tujuan akhir tersebut, maka ia tidak akan merasa bingung lagi tentang kehidupan di dunia ini. Hidup penuh dengan kebahagiaan, kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Karena Tuhan selalu ada di hati setiap insan yang mengenal dan beriman kepada-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Memfokuskan Pikiran

Menghadapi banyak permasalahan , banyak yang dipikirkan, atau berpikir terlalu keras, termasuk menu sehari-hari kehidupan masa kini. Hal ini mengakibatkan kita menjadi sulit fokus, sulit konsentrasi dan sulit mengingat. Berikut adalah beberapa solusi dari Margo Valentine Lazarra dalam buku The Healing Aromatheraphy Bath untuk dapat berpikir lebih jernih. Agar pikiran lebih tenang dan lebih sadar dengan keadaan saat ini, coba belajar merilekskan pikiran seperti merilekskan tubuh. Cara-cara tersebut diantaranya yaitu: 1.     Jadi saksi mata untuk pikiran kamu Tak ada orang yang bisa berhenti berpikir sama sekali. Mustahil, jika kamu mulai mencoba tidak berpikir, kamu justru akhirnya berpikir tentang bagaimana cara berhenti berpikir. Yang dapat kamu lakukan adalah menarik diri dari pikiran-pikiran kamu dan menjadi penonton yang lebih objektif. 2.     Bayangkan pikiran kamu sebagai kanvas kosong atau langit gelap Biarkan pikiran datang dan pergi, tapi tolak dengan dorongan u

Sejarah BK di Indonesia

Artikel tentang  “Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia” Analisis + Komentar NIRA PRIHATIN NUFUS 1715115429 MPA BK 2011 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta Program Studi Bimbingan dan Konseling SEJARAH BIMBINGAN DAN KONELING INDONESIA                Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia diawali dari dimasukkannya Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan Penyuluhan) pada  setting  sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil Konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di Malang tanggal 20 – 24 Agustus 1960. Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1971 beridiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya, IKIP Mala

Contoh SATLAN BK

a. Topik bahasan : Cara memilih jurusan di perkuliahan b. Jenis layanan : Layanan informasi c. Fungsi Layanan : Pemahaman d. Bidang bimbingan : Bimbingan karir e. Tujuan yang ingin dicapai :  Agar peserta didik tidak salah memilih jurusan di perkuliahan f. Tujuan layanan :  1. Agar peserta didik mengetahui dampak salah memilih jurusan 2. Agar peserta didik mengetahui dan memahami bagaimana cara memilih jurusan kuliah yang tepat 3. Agar peserta didik dapat berpikir kritis dan cermat dalam menentukan pilihan di perkuliahan g. Sasaran layanan : Siswa SMA kelas XII h. Uraian kegiatan : • Strategi penyajian : Klasikal/kelompok • Metode : Ceramah, diskusi kelompok, presentasi & tanya jawab • Materi :  1.  Dampak salah memilih jurusan kuliah    2.  Bagaimana cara memilih jurusan kuliah yang tepat i. Tempat pelaksanaan : Ruang kelas j. Alokasi waktu : 45 menit k. Pela