Langsung ke konten utama

Ada Cinta di Sekolah


Angin sepoi-sepoi kunikmati di bawah pohon belimbing bersama teman-temanku setelah selesai ekskul di sekolahku yang belum satu bulan aku tempati.
         “Hei… kamu yang pake baju olahraga pink !”.
Terdengar suara yang memanggilku dari arah pohon ceri.
         “Aku?” jawabku polos.
Karena jarak aku dengannya lumayan  jauh, akupun datang menghampirinya. Aku berjalan dengan hati yang resah. Sepertinya itu kakak kelas yang memanggilku. Ada apa ya? Hatiku bertanya. Sampailah aku di hadapannya dan teman-temannya.
         “Ada apa kak?”, tanyaku dengan grogi.
         “Nama kamu siapa?”, ucapnya.
         “Yura, emangnya kenapa kak?” jawabku.
         “Cuma nanya kok”, jawabnya lembut.
Setelah itu kami menjadi terdiam dan akupun berbicara lagi
         “udah kak?”
         “iya udah, emangnya mau ngapain lagi?” jawabnya dengan nada seenaknya.
Di situ akupun tiba-tiba menjadi kesal, hmm….. ternyata gitu doang, jauh-jauh jalan nyamperin cuma nanya itu doang, nyebelin banget sih ! aku kan malu sama teman-temannya.
         “Yaudah kak aku pulang duluan ya!” Ucapku.
Dan akupun bersama teman-teman yang lain menuju ke gerbang untuk pulang. Ketika aku sedang duduk di warung depan sekolah, ada kakak kelas perempuan yang bicara denganku.
         “De, tadi ditanyain sama yang duduk di bawah pohon ceri”.
Dan gak lama kemudian kakak kelas laki-laki yang tadi memanggilku itu datang, dan ia meminta nomor Handphoneku, yaudah aku kasih. Lalu, akupun minta nomor Handphone si kakak kelas itu. Namun aku tak tahu siapa nama kakak kelas itu.
         “kak, nama kakak siapa?” Ucapku.
         “Dani”. Jawabnya.
Karena angkot jurusanku sudah ada, dan akupun pulang duluan. Dan malampun datang, Handphone ku berbunyi, sepertinya ada SMS yang masuk, setelah aku lihat, ternyata itu SMS dari kak Dani, yang tadi kenalan denganku. Kami pun SMS-an dengan akrabnya, hingga aku lelap tertidur. Ternyata kak Dani orangnya asik juga, padahal waktu siang aku sempat kesal padanya.
Keesokan harinya, aku bertemu dengan kak Dani, setelah ia pulang sekolah, kamipun lewat berpapasan, namun yang anehnya, ia tak tersenyum sedikitpun padaku, bahkan melihat wajahkupun tidak. Wajah kak Dani terlihat jutek dan cuek, ataukah ia sudah lupa kali ya dengan wajahku, padahalkan baru kemarin siang.
Ketika malam tiba, kak Danipun SMS aku lagi, dan akupun membalasnya.
         “Kak, tadikan waktu kakak pulang sekolah aku melihat kakak. Kakak melihat aku gak?” Tanyaku.
         “Iya tadi kakak melihat kamu kok, emangnya kenapa?” Jawabnya.
         “Engga kok, aku cuma nanya aja.” Jawabku kembali.
Keesoakan harinya kamipun berpapasan kembali, namun tetap saja sikapnya seperti kemarin. Setiap hari seperti itu.  Aku aneh deh sama kak Dani, kalau di SMS kayak yang udah lama kenal dan akrab banget, tapi kok melihat yang aslinya dia kayak gitu ya, jangankan nanya senyumpun enggak…. Akupun dibuatnya jadi penasaran.
Pada suatu malam, aku memberanikan diri untuk menanyakan padanya.
         “Kak, perasaan Yura gak pernah melihat kakak senyum deh, kak. . . Yura pengen deh melihat kakak senyum sama Yura sekali aja.” Ucapku penuh kehati-hatian.
         “Biasa juga ah..” Jawabnya singkat.
Keesokan harinya, tak disangka  ia tersenyum manis padaku. Dan sejak itulah kak Dani sering tersenyum padaku. Seiring berjalannya waktu, kami tak akrab di Hp saja, namun kami menjadi sering tegur sapa di sekolah.
Pada suatu hari setelah aku selesai ekskul, terdengar suara motor mendekatiku, dan ternyata itu kak Dani. Tiba-tiba ia menawarkan untuk mengantarkan aku pulang, padahal arah rumah kami berbeda. Dan aku diantarkannya sampai ke rumah. Aku tak tahu mengapa hari itu aku begitu senang dan hatiku menjadi tak karuan. Padahalkan Cuma dianterin pulang doang. Ada apa ini? Hatiku bertanya-tanya, namun tak ada jawaban yang memastikan.
Satu minggu telah berlalu, angin begitu lembut menyapa hatiku. Aku tak tahu mengapa akhir-akhir ini setiap ada kabar dari kak Dani hatiku menjadi senang riang gembira. Mungkinkah aku jatuh cinta kepadanya?
Waduhh……jangan sampai itu terjadi, aku pasti malu setiap bertemu dengannya. Mungkin ini hanya perasaan aku saat ini saja.
Tak lama kemudian Handphoneku berdering, tanda SMS datang, ternyata itu dari kak Dani. Karena esok hari libur, kak Dani mengajak aku pergi main ke suatu tempat, setelah aku pikir-pikir akhirnya aku menyetujuinya. Dan keesokan harinya aku pergi main dengannya ke sebuah tempat wisata, namun tak hanya aku dengannya, kak Miftah, kak Udin, Faujiah, dan Megapun ikut.
Setelah sampai di sana dan ngobrol-ngobrol dengan yang lain sejenak, kak Dani mengajak aku melihat pemandangan sekitar. Setelah berjalan sambil menikmati keindahan alam, tiba-tiba langkah kakiku terhenti. Dan aku duduk di atas batu yang ada di dekatku.
Tiba-tiba, kak Dani menatapku yang duduk di sampingnya, dengan tatap mata teduh. Perlahan dengan segenap keberaniannya diraihnya jemariku itu.
         “Yura, aku punya sebuah puisi yang bagus untukmu. Kau tahu? Semalaman aku menulisnya khusus untukmu. Kau mau mendengarnya?” tanya Dani hati-hati.
Tanpa menunggu jawabanku itu, kak Dani membuka lipatan kertas yang dibawanya. Ia menarik napas kemudian menghembuskannya perlahan. Mencoba menetralisir suaranya, yang tiba-tiba saja terhenti di kerongkongan. Sudut matanya melirik padaku, yang masih memandang ke arahnya dengan tatap pias.
Bicaralah pada angin tentang segala gundah hati
Bertanyalah pada bulan tentang resah hati yang tiba-tiba saja melanda
Dengarkan gemercik air disaat terasa pilu…
Dan…..
Kak Dani menghentikan ucapannya membaca puisi, saat aku melepaskan jemariku dari genggamannya.
         “Yura…. Ada yang ingin kusampaikan padamu.”
         “Apa kak?”
         “Yura….. Aku suka padamu.”
         “Jangan suka bercanda dong kak.”
         “Aku serius Yura, untuk apa aku bercanda.”
Aku tak tahu apa yang harus ku katakan padanya, semuanya sungguh di luar dugaanku. Sejenak aku terdiam.
         “Maukah kau menjadi pacarku?” Ucap Dani.
Aku menjadi tambah bingung dengan semua itu.
         “Kak, maaf….. Aku tak bisa menjawabnya sekarang. Bolehkah aku menjawabnya nanti?” Ucapku.
         “Ya sudah tak apa-apa, aku akan menerima apapun jawabanmu nanti.”
Kamipun kembali ke tempat dimana anak-anak yang lain berada. Karena sudah sore, kami semuapun pulang.
Setelah sampai di rumah, aku masih terpikirkan dengan ucapan kak Dani tadi. Aku rasa akupun menyukainya, tapi kak Dani orangnya cuek dan jutek, aku takut jika aku jadi pacarnya aku akan dicuekin dan dijutekin, gak mau banget deh.
Pada saat itu di sekolahku sedang mengadakan Classmeeting. Kak Dani mengajak aku ngobrol. Mungkin ini saatnya aku memberi jawaban kepadanya.
         “Kak, aku ingin memberi jawaban yang aku janjikan.” Ucapku.
         “Ya sudah, apa jawabanmu? Aku kan menerimanya apapun jawabanmu.”
         “Namun sebelumnya, aku ingin tanya sama kakak. Jika aku jawab iya, apakah kakak akan tetap bersikap cuek dan jutek terhadapku?”
         “Ya enggaklah, masa sih pacarnya di cuekin.”
         “Dan jawabanku iya.”
         “Kamu gak bercanda kan?”
         “Aku serius kak, kakak juga serius kan dengan ucapannya waktu itu?”
         “Iya, kakak juga serius. Yura, makasih ya udah jawab.”
         “iya kak sama-sama.”
Aku menerimanya sebagai pacarku, Hmm…. Senangnya hatiku. Dan Pohon belimbingpun menjadi saksi cinta  kita. Ternyata aku jatuh cinta kepadanya.
Kini setiap hari ada penyemangatku sekolah, satu hari saja ku tak melihatnya rasanya hati ini menjadi layu bagaikan bunga yang tak tersiram air.
Kejujuran, kesungguhan, ketulusan, kepercayaan, dan kesetiaan menjadi kunci kekokohan cinta. Masalah demi masalahpun datang silih berganti, namun kita tetap mempertahankan hubungan itu dengan cinta kita. Dan kebahagiaanpun kami dapatkan. Mudah-mudahan cinta kita tetap utuh dan kokoh sampai kapanpun. Semoga ia akan terus membuat hidupku terus semangat.

Created By : Nira Prihatin Nufus
29 April 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bayiku dengan Status ODP Covid-19

Akhir maret lalu, tanggal 28 Maret 2020 bayiku menyandang status ODP Covid-19 setelah dari IGD RS Medika Dramaga (RSMD) . Pagi selepas subuh mybaby Nuha (11month) dibawa ke IGD RSMD. Demam naik turun sudah hari ke4. Sebelum ambil tindakan pergi ke IGD, selama 3 hari Nuha dikasih sanmol drop di rumah kalau demamnya naik. Nuha tetap aktif walau badannya demam, ggak rewel, pengennya jalan-jalan terus, makan dan nyemil masih mau walau ggak banyak seperti biasanya. Keluhan yang menyertainya juga ggak ada, ggak ada batuk dan atau pilek, ruam ggak ada, nafas sesak pun Alhamdulillah ggak ada, hanya memang pupnya agak cair. Pikirku pup agak cair mungkin karena makannya bubur dan banyak minum ASI dan air putih, ibuk hawatir baby dehidrasi sebab demamnya itu. Frekuensi pupnya juga ggak lebih dari 2-3x dalam sehari. Seperti biasanya saja. Sesampainya di IGD RS, suasana berasa horor banget. Mau masuk IGDnya, di dalem keliatan ramai dan ada bapak-bapak yang nyamperin keluar nyuruh Nuha ni dipa...

PRODUK TERBARU OPPO ‘OPPO ENCO BUDS’

Hi guys! Aku suka banget dengerin musik. Musik bisa membuatku lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu, seperti penyelesaian tesis beberapa bulan lalu. Biasanya aku mendengarkan musik menggunakan headset / earphone . Terlebih kalau anakku sedang tidur, auto wajib pakai headset karena ia kurang suka kalau tidur dalam kondisi berisik/banyak suara. Selain itu   jika ada kegiatan webinar, akupun menggunakan headset . Terima telpon pun pakai headset , agar tangan tidak pegal memegang ponsel terlalu lama. Tetapi, aku sering diribetkan dengan kabel yang kusut melilit-lilit. Karena kadang setelah pakai lupa untuk merapihkannya kembali. Apalagi untuk seorang ibu sepertiku. Anak lihat aku pakai headset , auto diminta headsetnya, ditarik-tarik dan dimainkan. Akhirnya kabel jadi rentan putus dan rusak.  Kalau lagi di luar, pakai headset kadang terasa ribet juga. Mesti dicolokin dulu ke ponsel, dan kabel terasa mengganggu terhalang-halang. Akhirnya keliatan jadi heboh gitu dan merasa t...